Pavel Durov Membuat Telegram Ketika Masih Menjadi Buronan
Jelajahcoin.me – Pavel Durov adalah pendiri dan pemilik mayoritas aplikasi perpesanan Telegram Messenger, yang memiliki lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia.
Telegram sendiri dibuat Pavel menjadi aplikasi berkirim pesan paling terenkripsi alias terjaga rahasianya. Dengan begitu, Telegram menjadi pesaing yang mumpuni dengan WhatsApp yang dimiliki Facebook.
Jauh sebelum kesuksesannya dengan Telegram, Pavel merupakan pencetus jejaring sosial terbesar di Rusia, VKontakte. Atas keberhasilan membesarkan VKontakte, Pavel diganjar dengan sebutan ‘Mark Zuckerberg-nya orang Rusia’.
Pria ini lahir di Rusia 10 Oktober 1984, sejak kecil dia memang tertarik dengan dunia teknlogi komputer. Pavel diketahui telah belajar pengaplikasian ‘coding’ sejak masih di bangku sekolah.
Alasannya hanya untuk iseng, keberhasilan Pavel dengan coding adalah saat dia meng-hack layar selamat datang di sekolah untuk mengejek gurunya.
Nikolai Durov alias kakaknya lah yang membawa Pavel menjadi keranjingan bermain coding. Selepas bangku kuliah di medio 2006, Pavel bersama kakaknya Nikolai memulai inisiasi VKontakte.
Website jejaring sosial berbahasa Rusia pertama. Proyek dua bersaudara ini pun berhasil dan ramai dipakai di seluruh negeri hingga menyentuh 350 juta pengguna.
Dengan VKontakte dilaporkan Pavel berhasil mendulang kekayaan hingga US$ 260 juta atau setara dengan Rp 3,6 triliun (dalam kurs Rp 14.000).
Pavel Menggegerkan Russia
Saking kayanya, pada 2012 Pavel membuat geger seluruh Rusia, dia dan beberapa karyawannya menerbangkan pesawat kertas yang terbuat dari uang ke kerumunan dari jendela kantornya.
Jumlah uang yang disebar dalam bentuk pesawat kertas saat itu lebih dari US$ 1.272 atau sekitar Rp 17 juta. Setiap pesawat kertas terbuat dari uang kertas 5.000 Ruble (US$ 63 atau Rp 882 ribu/pesawat kertas).
Namun di tengah popularitasnya, VKontakte terindikasi menjadi pusat pergerakan secara digital oleh para demonstran anti pemerintah Rusia. Untuk itu pemerintah pun meminta agar VKontakte mendapatkan kawalan lebih dari pemerintahan.
Alih-alih mengikuti arahan pemerintah, Pavel dengan pedenya justru malah meledek pemerintah dengan memberikan foto anjing yang mengeluarkan lidahnya ke perwakilan pemerintah.
Pavel mengaku usai memberikan respon ke pemerintah dengan cara nyelenehnya, apartemennya langsung digeledah oleh orang-orang dengan pakaian militer.
Secara bertahap Pavel kehilangan kendali atas VKontakte kepada investor yang terhubung dengan Mail.ru.
Sebuah perusahaan yang memiliki ikatan dengan Kremlin (istana kenegaraan Rusia).
Makin hari pun VKontakte makin tak terkendali, akhirnya Pavel perlahan menjual saham VKontakte pada 2015 ia menjual 12% saham di jejaring sosial dengan perkiraan keuntungan US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun.
Baca Selengkapnya di Detik.com