Otoritas Keuangan Inggris – Financial Conduct Authority (FCA) baru saja mengumumkan rencana untuk melarang investor ritel menggunakan dana pinjaman untuk membeli aset crypto.
Pasar crypto dikenal dengan volatilitas tinggi dan potensi keuntungan yang besar. Tapi di balik itu, juga menyimpan risiko besar.
Terutama bagi investor ritel yang tergoda untuk mengejar cuan instan dengan cara meminjam dana. Nah, pemerintah Inggris akhirnya turun tangan.
FCA baru-baru ini telah membuat pengumuman tentang rencana pelarangan bagi orang yang ingin meminjam uang dengan tujuan membeli aset crypto.
Alasan FCA melarang pinjaman untuk aset crypto
FCA menyatakan bahwa banyak investor pemula yang tidak memahami risiko yang akan dihadapi ketika terjut ke industri crypto.
Banyak dari mereka nekat berinvestasi dengan kartu kredit, pinjaman pribadi, bahkan pendanaan “Buy Now Pay Later” (BNPL) untuk membeli aset digital.
Dalam laporan konsultasi terbaru, FCA menyebut praktik ini sebagai “unsuitable for retail consumers,” alias tidak cocok untuk masyarakat umum.
Pasalnya, ketika harga crypto anjlok, investor yang berutang tetap harus membayar cicilan, meski asetnya sudah rugi besar.
Menurut data internal, kerugian ritel akibat pembelian crypto dengan pinjaman meningkat tajam sejak 2022. Ini jadi perhatian serius, terutama karena biaya hidup di Inggris juga sedang melonjak.
Detail Regulasi yang Diusulkan
Rancangan kebijakan FCA ini mencakup larangan atas pembelian aset crypto dalam penggunaan:
- Kartu kredit.
- Pinjaman bank.
- Skema “Buy Now Pay Later”.
- Pendanaan peer-to-peer.
- Produk kredit konsumtif lainnya.
Larangan ini tidak akan berlaku untuk investor institusional atau profesional yang dinilai memiliki manajemen risiko lebih baik.
FCA masih membuka konsultasi publik hingga Juni 2025 sebelum aturan larangan pinjaman untuk membeli aset crypto resmi diberlakukan.
Tapi sinyal yang diberikan cukup kuat: FCA ingin membatasi akses pembiayaan ke pasar crypto demi perlindungan konsumen.
Respons Komunitas Crypto
Kebijakan ini mendapat tanggapan beragam. Beberapa pelaku industri menyebut langkah FCA ini sebagai “berlebihan” dan berpotensi menghambat adopsi crypto di kalangan masyarakat umum.
Namun, sebagian analis setuju bahwa pembatasan semacam ini bisa mengurangi dampak negatif dari keputusan investasi impulsif.
Menurut analis pasar dari eToro, langkah FCA ini bisa menjadi “contoh bagi regulator lain di Eropa dan Asia yang juga tengah menata ulang regulasi crypto.”
Bahkan, Australia dan Korea Selatan disebut sedang mempertimbangkan regulasi serupa, yaitu melarang investor ritel melakukan pinjaman untuk membeli aset crypto.
Dampak Laprangan Pinjaman ini Untuk Pasar Crypto
Jika aturan ini telah resmi diberlakukan, mungkin saja beberapa poin ini akan segera hadir industri crypto, yaitu:
- Volume transaksi ritel bisa turun drastis, khususnya dari kalangan pemula.
- Perusahaan fintech dan bursa crypto yang menyediakan layanan kredit kemungkinan akan mengalami tekanan bisnis.
- Sisi positifnya, pasar crypto bisa menjadi lebih sehat, dengan dominasi investor yang lebih bertanggung jawab dan berorientasi jangka panjang.
Regulasi seperti ini juga bisa meningkatkan kepercayaan dari institusi keuangan besar yang selama ini ragu karena tingginya spekulasi di pasar crypto.
Kesimpulan
Langkah FCA untuk melarang penggunaan dana pinjaman dalam pembelian crypto adalah sinyal bahwa era “investasi nekat” sedang menuju akhirnya – setidaknya di Inggris.
Bagi investor ritel, ini jadi pengingat penting bahwa risiko di dunia crypto sangat nyata dan sebaiknya dibiayai dengan uang dingin, bukan utang.
Di sisi lain, ini juga menandai babak baru dalam pendekatan regulator terhadap industri aset digital.
Regulasi ini bisa membawa pasar menuju stabilitas yang lebih baik dan meningkatkan kredibilitas jangka panjang.