Apa Itu Blockchain? Berikut Penjelasannya

Rizki Lutfhi
Rizki Lutfhi
5 menit baca
Bagikan
Apa Itu Blockchain? Berikut Penjelasannya
S14
S16
S18
S20

Jelajahcoin.me – Apa itu Blockchain,? pasti banyak orang yang sudah tidak asing lagi dengan kata ‘Blockchain’, terutama untuk para penggiat cryptocurrency.

Namun, apakah banyak pula orang yang mengerti tentang apa itu Blockchain? saya rasa tidak banyak orang yang tau arti dari kata blockchain.

Apakah kamu juga belum tau arti-nya? baiklah, silahkan baca artikel ini sampai selesai agar kamu tau arti Blockchain yang sesungguhnya.

Dasar Blockchain

Blockchain berasal dari kata Block dan Chain yang masing-masing memiliki makna tersendiri.

Block (kotak khusus) adalah sebuah tempat/batasan/area khusus untuk menampung seluruh perubahan item/transaksi yang terjadi selama chain process.

Chain (rantai) adalah pencatatan berantai yang unik dan merupakan alur dari seluruh tahapan yang konsisten dari sebuah item/transaksi.


Apa itu Blockchain?

Blockchain adalah record yang terus berkembang dengan block yang terhubung dan diamankan menggunakan teknik kriptografi.

Setiap blok biasanya memuat hash kriptografis dari blok sebelumnya, timestamp, dan data transaksi. Secara desain, blockchain resistan terhadap modifikasi data.

Blockchain merupakan sebuah buku besar terdistribusi (distributed ledger) terbuka yang dapat mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien dan dengan cara yang dapat diverifikasi dan permanen.

Untuk pemanfaatannya, sebagai buku besar terdistribusi, blockchain biasanya dikelola oleh sebuah jaringan peer-to-peer secara kolektif dengan mengikuti protokol tertentu untuk komunikasi antar node dan mengkonfirmasi blok-blok baru.

Setelah direkam, data dalam blok tidak dapat diubah secara retroaktif tanpa perubahan pada blok-blok berikutnya, yang membutuhkan konsensus mayoritas jaringan.


Sejarah Blockchain

Blockchain diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 dan dimanfaatkan sebagai buku besar untuk transaksi publik cryptocurrency bitcoin.

Penemuan blockchain untuk bitcoin menjadikannya mata uang digital pertama yang dapat mengatasi masalah double-spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya atau peladen pusat. Desain bitcoin ini juga telah mengilhami aplikasi-aplikasi lain.

Hasil karya pertama mengenai rangkaian blok yang dilindungi secara kriptografi telah dijelaskan oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta pada tahun 1991.

Mereka ingin menerapkan suatu sistem agar timestamp pada dokumen tidak dapat dirusak atau dimundurkan.

Pada tahun 1992, Bayer, Haber dan Stornetta memasukkan Merkle tree ke dalam rancangan mereka, dan meningkatkan efisiensinya dengan kemampuannya dalam mengumpulkan beberapa dokumen dalam satu blok.

Blockchain pertama dikonseptualisasikan oleh seseorang (atau sekelompok orang) yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto pada tahun 2008.

Kemudian diimplementasikan tahun berikutnya oleh Nakamoto sebagai komponen inti bitcoin (bitcoin core), di mana blockchain difungsikan sebagai buku besar publik untuk semua transaksi yang terjadi dalam jaringan.

Dengan memanfaatkan blockchain, bitcoin menjadi mata uang digital pertama yang mampu mengatasi double-spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya dan telah menjadi inspirasi bagi banyak aplikasi lainnya.

Pada Agustus 2014, ukuran berkas blockchain pada bitcoin yang berisi rekaman semua transaksi dalam jaringan mencapai 20 GB (gigabita).

Pada bulan Januari 2015, ukurannya meningkat menjadi 30 GB, dan dari Januari 2016 hingga Januari 2017, blockchain bitcoin ukurannya tumbuh dari 50 GB menjadi 100 GB.


Keamanan Traksaksi Blockchain

Blockchain dirancang dari awal agar aman (secure by design) dan merupakan contoh sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi.

Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain. Hal ini membuat blockchain cocok untuk merekam peristiwa, catatan medis, dan aktivitas pengelolaan record lainnya.

Seperti manajemen identitas, pemrosesan transaksi, dokumentasi barang bukti, ketertelusuran makanan (food traceability), dan pemungutan suara (voting).


Struktur Blockchain

Blockchain memungkinkan para peserta untuk memverifikasi dan mengaudit transaksi dengan mudah. Basis data blockchain dikelola secara mandiri menggunakan jaringan P2P dan peladen timestamping terdistribusi.

Mereka diautentikasi oleh kolaborasi massa yang didukung kepentingan kolektif. Hasilnya adalah alir kerja yang kuat di mana ketidakpastian perihal keamanan data adalah marjinal.

Pendayagunaan blockchain dapat menghilangkan karakteristik reproduktifitas tak terhingga dari suatu aset digital. Hal ini menegaskan bahwa setiap nilai unit ditransfer hanya sekali, mengatasi permasalahan double spending.

Blockchain juga digambarkan sebagai protokol pertukaran nilai. Pertukaran nilai berbasis blockchain ini dapat diselesaikan lebih cepat, lebih aman dan lebih murah dibandingkan dengan sistem tradisional.

Blockchain dapat menentukan hak kepemilikan jika dipersiapkan dengan benar untuk memperinci perjanjian, blockchain juga menyediakan rekaman yang memaksa penawaran dan penerimaan (offer and acceptance).


Block

Blok (block) menyimpan instruksi (batches) transaksi yang sah yang di-hash dan disandikan ke dalam Merkle tree.

Setiap blok menyertakan hash kriptografis dari blok sebelumnya dalam blockchain, di mana keduanya saling terhubung. Blok-blok yang terhubung kemudian membentuk rantai.

Proses iterasi ini mengkonfirmasi integritas blok sebelumnya, sepanjang jalan kembali menuju blok genesis asli. Terkadang blok-blok yang terpisah dapat diproduksi secara bersamaan, menciptakan temporary fork.

Selain riwayatnya berbasis hash yang aman, setiap blockchain memiliki algoritme yang ditentukan untuk mencetak berbagai versi riwayat yang berbeda sehingga yang memiliki nilai lebih tinggi dapat dipilih di antara yang lainnya.

Blok-blok yang tidak dipilih untuk dimasukkan dalam rantai disebut orphan block. Peer(rekan) yang mendukung basis data memiliki versi riwayat yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Mereka hanya menyimpan versi tertinggi dari basis data yang diketahui.

Setiap kali seorang rekan menerima versi yang lebih tinggi (biasanya versi lama dengan tambahan satu blok baru) mereka akan memperluas atau menimpa basis datanya sendiri dan mengirimkan kembali kemajuan tersebut kepada rekan-rekannya.

Tidak ada jaminan mutlak bahwa setiap entri tertentu akan tetap selamanya dalam versi terbaik dari riwayatnya.

Karena blockchain biasanya dibangun untuk menambahkan susunan blok baru ke blok lama dan juga adanya dorongan kerja hanya untuk memperluas blok baru, bukan menimpa blok lama.

Probabilitas entri yang digantikan menurun secara eksponensial karena semakin banyak blok dibangun di atasnya.

Sebagai contoh, dalam blockchain yang menggunakan sistem proof-of-work, rantai dengan proof-of-work paling kumulatif selalu dianggap yang valid oleh jaringan.

Ada sejumlah metode yang dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat komputasi yang memadai. Dalam blockchain, komputasi dilakukan secara maksimal dibanding cara tradisional yang tersendiri dan paralel.