Dikira Sama, Ini Perbedaan Koin dan Token di Cryptocurrency
Orang-orang yang sudah terlibat di ekosistem crypto sering kali keliru dengan perbedaan antara koin dan token. Mereka menganggap ini sama, padahal berbeda.
Namun, memang pada kenyataannya koin dan token memiliki beberapa kemiripan. Contohnya pada tingkat fundamental, serta keduanya mewakili atau memiliki nilai untuk memproses pembayaran.
Di sisi lain, kamu juga bisa menukarkan koin menjadi token, dan sebaliknya. Namun, biasanya ini bisa dilakukan jika koin dan token tersebut berada di jaringan yang sama.
Namun tenang, sekarang sudah banyak tersedia platform yang kita sebut sebagai “Exchange” agar kamu bisa menukarkan crypto yang berbeda jaringan blockchain.
Bahkan, platform exchange juga sangat berjasa bagi kemudahan tukar-menukar aset di dalam ekosistem crypto. Misalnya menukarkan Fiat (Rupiah) menjadi Bitcoin, dan yang lainnya.
Salah satu platform terkemuka di Indonesia yang bisa kamu gunakan sebagai sarana tukar-menukar aset, atau bisa juga untuk melakukan trading adalah Zipmex.
Perbedaan Koin dan Token di crypto
Kembali ke topik, salah satu perbedaan utama dari koin dan token ada pada utilitas atau daya guna yang ada di antara keduanya.
Dengan contoh, ada hal-hal unik yang bisa kamu lakukan pada token namun tidak bisa kamu lakukan pada koin, dan sebaliknya.
Hal itu mirip dengan perbedaan antara investor dan trader. Semua trader pasti berinvestasi, tetapi tidak semua investor melakukan trading.
Itu hanya beberapa perbedaan singkat yang telah dijelaskan. Dan selanjutnya, mari kita melangkah untuk mengetahui tentang perbedaan signifikan dari keduanya.
Karakteristik Koin
Mungkin, kita semua tahu bahwa koin pertama yang lahir di ekosistem ini adalah Bitcoin (BTC). BTC adalah koin dan bukan token.
Namun, kita akan sulit ketika mencari perbedaan karakteristik antara koin dan token hanya melalui informasi yang didapatkan dari Bitcoin.
Untuk itu, agar bisa lebih jelas mengenal karakteristik yang dimiliki koin, berikut 3 karakteristik yang harus dimiliki agar bisa disebut sebagai koin:
#1. Memiliki dan beroperasi pada blockchain-nya sendiri: sebuah aset crypto bisa disebut sebagai koin jika memiliki dan beroperasi di blockchainnya sendiri. Semua transaksi yang ada di crypto akan di lacak melalui blockchain, dan pasti melibatkan koin aslinya.
#2. Bertindak sebagai mata uang: Jika kamu membaca whitepaper BTC besutan Satoshi Nakamoto, maka kamu akan menemukan bahwa Bitcoin diciptakan dengan tujuan tunggal, yaitu untuk menggantikan uang tradisional. Serta, Negara El Salvador telah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi.
#3. Bisa ditambang: Pada dasarnya kamu bisa mendapatkan koin dengan dua cara. Salah satunya melalui penambangan tradisional pada sistem Proof-of-Work (PoW). Pemburu Bitcoin menggunakan metode ini untuk meningkatkan penghasilan. Metode lainnya adalah Proof of Stake, yang merupakan pendekatan yang lebih modern untuk mendapatkan koin.
Karakteristik Token
Berbeda dengan koin, sebuah token tidak memiliki jaringan blockchain nya sendiri. Untuk bisa beroperasi, sebuah token biasanya harus “menumpang” di jaringan blockchain milik koin.
Salah satu jaringan blockchain yang paling banyak digunakan adalah milik Ethereum. Token-token terkemuka sudah beroperasi di jaringan tersebut.
Salah satu contoh token yang berada di jaringan blockchain Ethereum adalah ZMT, token asli milik platform exchange Zipmex.
ZMT adalah token asli dari bursa crypto Zipmex yang dibangun di jaringan Etheruem (ERC-20). Di Zipmex, ZMT bisa digunakan untuk memulai program hadiah di platform, seperti ZipLock, ZipUp, dan lainnya.
Selain ZMT, beberapa contoh token lainnya yang tersedia di Zipmex adalah BAT, SHIB, BTT dan SAND. Sementara itu, beberapa jenis koin yang tersedia di Zipmex adalah BTC, ETH, DOGE, dan BNB.
Karakteristik yang lain juga ada pada sistem transaksinya, jika transaksi pada sebuah koin ditandatangani oleh jaringan blockchain. Maka transaksi pada token bergantung pada smart contract milik jaringan terkait.
Smart Contract adalah serangkaian kode yang memfasilitasi perdagangan atau pembayaran antar pengguna. Setiap blockchain menggunakan kontrak pintarnya.
Misalnya, smart contract pada jaringan blockchain milik Ethereum adalah ERC-20, sedangkan jaringan blockchain milik TRON adalah TRC-20.
Kesimpulan
Perbedaan antara token dan koin tidak terlalu besar. Salah satu cara cepat untuk mengetahui perbedaan antara koin dan token adalah dengan melihat dimana mereka di transaksikan.
Jika aset yang kamu transaksikan berada di jaringan blockchain nya sendiri dan aset tersebut merupakan koin aslinya, maka kamu bisa menyebut itu sebagai koin.
Sebaliknya, jika aset yang kamu transaksikan “menumpang” di jaringan blockchain aset lain. Maka, kamu bisa menyebut aset tersebut sebagai Token.