Oscar Darmawan: Crypto Masih Menjadi Aset Menarik Dibawah Virus Corona

Rizki Lutfhi
Rizki Lutfhi
3 menit baca
Bagikan
Oscar Darmawan: Crypto Masih Menjadi Aset Menarik Dibawah Virus Corona
S14
S16
S18
S20

Jelajahcoin.com – CEO pertukaran crypto terkemuka di Indonesia, Indodax, Oscar Darmawan mengatakan bahwa aset kripto masih menjadi aset yang menarik diperdangkan pada saat virus corona. Justru dengan masyarakat melakukan work from home di sebagian besar wilayah Indonesia membuat aktifitas perdagangan aset kripto justru melonjak cukup tinggi.

Dalam pers yang diadakan pada hari rabu tanggal 18 maret 2020. Oscar Darmawan mengatakan: “Harga bitcoin dan aset kripto lain turun karena ada aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai karena kondisi ekonomi global yang terus memburuk.” Lalu ia melanjutkan:

“Tetapi dua hari terakhir kita melihat harga kripto mulai mengalami lonjakan harga kembali karena demand yang muncul dari orang yang kawatir dengan kondisi ekonomi global saat ini yang makin tidak menentu karena virus corona ini. Ini jadi momen menarik untuk melihat bagaimana performa aset kripto di tengah tekanan ekonomi global, apakah mampu aset kripto membuktikan dirinya sebagai aset yang anti resesi.”

Oscar: Aset crypto berbeda dengan investasi lain

Menurutnya, kondisi aset crypto ini berbeda dengan produk investasi lain. Seperti saham dan reksa dana yang dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintah saat virus corona. Hal itu dikarenakan bitcoin dan aset kripto lain tidak dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintahan. Penentuan harga bitcoin dan aset kripto lainnya hanya supply dan demand.

“Jadi, corona ini tidak memberikan dampak langsung kepada penurunan harga bitcoin. Penyebab turunnya harga hanya karena aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai untuk berbelanja dan menyelamatkan usaha mereka karena corona. Hanya itu saja. Beda dengan saham, reksa dana dan lain-lain yang terpengaruh langsung dengan krisis global dan kebijakan pemerintah.”

“Di sisi lain justru muncul demand baru yang cukup besar yang mendorong harga kripto naik karena harga nya menjadi murah. Dan masyarakat membutuhkan media investasi yang lebih aman dan tidak terpengaruh efek ekonomi global sehingga aset kripto menjadi salah satu pilihannya. Hal ini terbukti dengan harga aset kripto di beberapa aset mulai mengalami kenaikan kembali” kata Oscar Darmawan.

Oscar Darmawan menambahkan, harga bitcoin relatif lebih kuat bertahan dibandingkan produk investasi lainnya, seperti saham. Jika dilihat pergerakan harganya dari Rp96 juta pada 2 Januari 2020, bitcoin justru sempat naik lebih dari 40% hingga Rp141 juta pada 14 Februari 2020. Sedangkan IHSG bergerak bearish dari awal tahun. Semenjak 2 Januari 2020, IHSG terus turun dari Rp6,283 hingga menjadi Rp4.464 pada Rabu (18/3/2020).

Pada pekan lalu, harga bitcoin sempat turun ke Rp63,52 juta. Namun, pada Rabu pagi, (18/3/2020) sekitar pukul 10.00 WIB, harga bitcoin sudah mencapai Rp83,90 juta. “Artinya, bitcoin sudah mulai memperlihatkan tren kenaikan harga,” jelas Oscar Darmawan.

Halving Day Untuk Aset Masa Depan

Indodax, perusahaan startup platform aset kripto terbesar di Asia Tenggara memiliki tujuan untuk menghadirkan aset kripto sebagai sarana investasi aset masa depan. Oscar Darmawan menyebutkan, momen halving day akan terjadi pada Mei 2020.

Nantinya, orang-orang akan kembali berinvestasi di bitcoin dan aset kripto lain. Hal ini menandakan bahwa investor siap menyambut halving. Oscar menjelaskan:

“Biasanya, setahun setelah fenomena halving day, harga bitcoin meningkat sangat tinggi. Bisa dilihat pada halving day sebelumnya, tahun 2016. Saat itu, harga 1 BTC berkisaran $300-400 naik menjadi $1000 pada awal 2017. Di awal 2018 menjadi sekitar $14.000.”

Oscar Darmawan mengatakan, momen halving day tersebut akan meningkatkan harga bitcoin selama beberapa tahun ke depan. “Sehingga banyak masyarakat yang percaya aset kripto. Khususnya bitcoin, menjadi sarana berinvestasi untuk meningkatkan aset masa depan. Apalagi di tengah corona yang menimbulkan ketidakpastian secara ekonomi global,” katanya.