Bitcoin (BTC) Melesat Mendekati $65.000, Berikut Penjelasannya

Rizki Lutfhi
Rizki Lutfhi
3 menit baca
Bagikan
Bitcoin (BTC) Melesat Mendekati $65.000, Berikut Penjelasannya
S14
S16
S18
S20

Bitcoin (BTC) melesat mendekati $65.000 mencatat kenaikan 6,35% dalam 24 jam terakhir dan menguat hampir 20% dalam sepekan terakhir.

Kenaikan pasar kripto, kali ini didorong oleh peristiwa politik, inflasi yang melandai, pidato dovish dari Jerome Powell serta akumulasi dari manajer investasi.

Serangan terhadap Donald Trump, yang terjadi saat rapat umum di Pennsylvania pada Minggu (14/7/2024), berdampak langsung pada pasar kripto.

Segera setelah berita tersebut tersiar, pasar crypto yang diwarnai oleh Bitcoin CS mengalami kenaikan harga.

Financial expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan, “Efek Trump, sebagai kandidat yang pro-Bitcoin, telah memainkan peran penting dalam dinamika ini,” sebelum melanjutkan;

“Disusul dengan peningkatan likuiditas dengan Investor yang merasa yakin dengan kesehatan Trump, meningkatkan kepercayaan mereka terhadap aset digital, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan dramatis ini.”

Pasar aset kripto menguat sebagai respons terhadap lonjakan peluang Trump. Dia dipandang sebagai kandidat yang lebih ramah terhadap kripto daripada Presiden Joe Biden.

Sehingga probabilitas kandidat pro-crypto untuk memenangkan pemilu menjadi 70% di Polymarket.

Mantan Presiden AS Donald Trump juga diumumkan sebagai salah satu pembicara di konferensi Bitcoin 2024 yang akan berlangsung di Nashville, Tennessee, dari tanggal 25 hingga 27 Juli.

Acara ini merupakan salah satu konferensi bitcoin terbesar di dunia. Lebih lanjut Panji menyebut;

“Bitcoin terakhir diperdagangkan di atas $63,000 pada 1 Juli dan pada Selasa (16/7/2024) pukul 08:00 WIB, Bitcoin melanjutkan kenaikan menjadi $64,600.”

“Bahkan sempat mendekati level $65.000 pada perdagangan Senin (15/7/2024). Saat ini, Jika BTC bertahan di atas support $64.000,” lanjut Panji.

“Maka dapat lanjut naik ke resistance selanjutnya di $69.000 Namun, jika turun di bawah, 64.000 BTC bisa melemah ke $62.000,” katanya.

Sementara, data Indeks Harga Konsumen AS (CPI) yang dirilis pada Kamis (11/7/2024) pekan lalu , turun menjadi 3% YoY.

Lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 3,1% dan juga lebih rendah dari 3,3% yang tercatat pada bulan Mei, Panji mengatakan;

“Selain itu, meskipun target inflasi masih di atas target The Fed yaitu 2% YoY. Jerome Powell mencatat bahwa Federal Reserve tidak akan menunggu sampai inflasi turun menjadi 2% untuk memangkas suku bunga karena kondisi makroekonomi, menurut pidatonya pada Senin (16/7/2024).”

“Sentimen positif tersebut berpotensi akan menarik likuiditas masuk lebih banyak ke pasar kripto,” lanjut Panji.

Menurut CME FedWatchtools, meskipun The Fed akan kembali mempertahankan suku bunganya pada FOMC 31 Juli.

Probabilitas penurunan suku bunga 25 bps atau 0,25% pada FOMC 18 September meningkat menjadi 91,2%. Sementara itu, perdagangan ETF Bitcoin spot di AS mencatat minggu yang sukses.

Berdasarkan data dari SoSoValue, pada hari Jumat saja, ETF Bitcoin spot AS mencatat arus masuk sebesar $310 juta, menjadikannya arus masuk harian terbesar dalam 5 minggu terakhir.

Selama periode perdagangan 8-12 Juli, net inflow perdagangan ETF Bitcoin spot di AS melesat melampaui US$1 miliar.

Menariknya, aksi akumulasi manajer investasi terjadi ditengah pemerintah Jerman yang telah sepenuhnya melepaskan kepemilikan Bitcoinnya setelah 23 hari penjualan.

Berdasarkan data dari Arkham Intelligence, saldo kepemilikan Bitcoin pemerintah menunjukkan nol.

“Pemotongan suku bunga menguntungkan aset berisiko, termasuk Bitcoin, dan diperkirakan akan memicu reli di pasar saham dan tradisional,” kata Panji.

“Beberapa perusahaan institusional memproyeksikan pemotongan suku bunga pada September dan akhir tahun karena inflasi mendingin,” lanjutnya.

“Arus masuk besar ke ETF Bitcoin di AS dan global menunjukkan ketahanan pasar crypto dan minat institusional yang kuat, menjadi indikator positif untuk masa depan,” tutup Panji.