Bitcoin Sideways, Akankah Turun ke $90K atau Naik ke $105K?

Rizki Lutfhi
Rizki Lutfhi
2 menit baca
Bagikan
Bitcoin Sideways, Akankah Turun ke $90K atau Naik ke $105K?
S14
S16
S18
S20

Bitcoin (BTC) sideways masih bergerak di kisaran $94.000 hingga $100.000 sepanjang 14 hari terakhir tanpa berhasil keluar dari zona tersebut.

Tekanan semakin terasa setelah arus keluar dari perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS sebesar $585,65 juta selama periode 10-14 Februari, menurut data SoSoValue.

Penurunan ini dipicu oleh komentar hawkish Ketua The Fed, Jerome Powell, serta data inflasi AS pekan lalu yang lebih tinggi dari perkiraan.

Inflasi tahunan AS tercatat naik menjadi 3% pada Januari, sementara inflasi inti mencapai 3,3%, memicu kekhawatiran pasar.

Akibatnya, kapitalisasi pasar aset cryptocurrency turun 5%, dan Bitcoin sempat jatuh di bawah $95.000.

Powell menegaskan bahwa suku bunga kemungkinan tetap tinggi lebih lama untuk menekan inflasi, yang mengecewakan investor yang berharap pemangkasan lebih cepat.

Selain faktor kebijakan The Fed, sentimen pasar juga tertekan oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan China.

Kombinasi faktor ini membuat aset berisiko, termasuk Bitcoin yang memiliki sideways berada di bawah tekanan.

Fear and Greed Index Bitcoin pun merosot ke zona ‘Fear’ setelah rilis data CPI, mencerminkan meningkatnya ketidakpastian di pasar.

Financial Expert Ajaib, Panji Yudha mengatakan, “Selama hampir dua minggu, Bitcoin bergerak di kisaran $94.000 hingga $100.000 tanpa berhasil menembus level tersebut atau mengalami penurunan signifikan.”

“Pergerakan  harga cukup tajam, di mana BTC berpotensi naik ke $105.000 jika mampu menembus resistensi psikologis di $100.000.”

“Namun, jika BTC turun di bawah $94.000, koreksi lebih lanjut dapat terjadi dengan support berikutnya di sekitar $91.000,” lanjut Panji.

Pekan ini, pelaku pasar crypto bersiap menghadapi data ekonomi AS yang dapat memicu volatilitas.

Fokus utama tertuju pada risalah FOMC Januari yang dirilis 19 Februari, memberikan wawasan terkait kebijakan suku bunga The Fed.

Pernyataan Jerome Powell yang tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, meski ada tekanan dari Donald Trump, semakin diperhatikan pasar.

Selain itu, laporan klaim pengangguran awal pada 22 Februari akan menjadi indikator penting. Pekan lalu, angka klaim turun ke 213.000, lebih rendah dari perkiraan.

Jika angka ini kembali naik, pasar dapat mengantisipasi potensi pemangkasan suku bunga lebih cepat, yang bisa meningkatkan daya tarik Bitcoin sebagai aset alternatif.

Terakhir, data Sentimen Konsumen AS dari University of Michigan pada 23 Februari dapat mempengaruhi pasar.

Optimisme konsumen dapat mendorong permintaan terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin.

Sebaliknya, ekspektasi inflasi yang meningkat bisa membuat investor beralih ke aset lebih aman, memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.